Oleh-oleh Ganjar dari Eropa: Kirim Perawat hingga Datangkan Ahli Air Belanda






Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dua pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke Eropa. Berbagai kesepakatan kerjasama terbentuk salah satunya pengiriman 500 tenaga perawat ke Suriname.

Kunjungan ke Suriname dilakukan rombongan Ganjar tanggal 29 September sampai 2 Oktober lalu. Di Suriname ternyata masih kekurangan tenaga perawat sehingga Kementerian Tenaga Kerja di Suriname meminta tenaga kerja perawat dari Indonesia agar diperbantukan. Pemprov Jateng  mengupayakan perawat dari akademi-akademi keperawatan di Jawa Tengah antara lain Akper Semarang.

"Pengiriman itu atas permintaan menteri tenaga kerja di sana, khususnya perawat spesialis perawatan ginjal," kata Ganjar, Selasa (20/10/2015).

Selain itu juga ada peluang akuntan dari Jawa tengah akan dikirim ke Suriname, karena negara tersebut kekurangan akuntan di perusahaan perdagangan, asuransi, dan perbankan. "Mereka juga mengeluhkan soal itu (kekurangan akuntan)," tandasnya.

Berbagai hal dibahas di Suriname dan menghasilkan kesepakatan lain ada di bidang riset lingkungan pantai dan kehutanan antara Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Anton de Kom. Pemprov Jateng memberi beasiswa bagi tiga siswa SMA Suriname untuk menempuh pendidikan S1 jurusan bahasa dan kebudayaan Jawa Unnes, selain itu ada juga beasiswa short course bahasa Jawa bagi empat guru sekolah.

"Ada potensi investasi furniture dan wooden craft di Suriname, kita bisa juga kirim tenaga-tenaga ahli," tegasnya.

Usai dari Suriname, Ganjar dan rombongan SKPD juga mengunjungi Belanda. Di negeri kincir angin itu banyak kesepakatan termasuk bersedianya Belanda membantu memecahkan permasalahan infrastruktur di Jateng salah satunya menyusun master plan water management.

Master plan tersebut untuk penanganan teluk Semarang, abrasi di Demak dan water management di Jateng. Aspeknya antara lain land subsidence, natural development dengan mangrove, floating structure dan konsistensi pengambil keputusan.

"Penyusunan master plan dibantu tim ahli Belanda, mereka akan datang ke Indonesia November mendatang. Selain menghimpun data juga sekaligus menghadiri kontes rancang bangun floating structure di Tambaklorok Semarang," papar Ganjar

Tim Belanda yang ikut dalam penyusunan rencana itu adalah diwakili Prof. John Helmer dari Universitas Rotterdam, dan Technology of University Delft. Kemudiana ada perguruan tinggi Jateng juga terlibat dalam project ini antara lain  Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung dan Universitas 17 Agustus Semarang.

Pada kunjungan di Belanda tanggal 3 sampai 5 Oktober tersebut juga berdampak langsung untuk pertanian Jawa Tengah karena Belanda sepakat mengimport produk pertanian dari Jawa tengah. Beberapa yang langsung diorder adalah 14 ton emping melinjo dan 60 ton kerupuk udang untuk bulan Oktober dan November.

"Saya senang, beberapa produk bahkan langsung ada repeat order per bulan," kata Ganjar.

Belanda juga menyepakati perjanjian kerja sama perdagangan gula semut kristal dengan CV Mekanika Nusantara, perdagangan biji kopi dengan Rumah Kopi Gesing, dan perdagangan herbal cosmetic dengan Vitaher Semarang. Sejumlah pengusaha Belanda juga tertarik pada pengembangan solar energy power plant dan waste to energy di Jateng yang nilai investasinya diperkirakan mencapai US$ 5 milyar yang akan bekerjasama dengan mitra lokal.

Kerja sama juga disepakati dengan Belanda dalam hal Kebudayaan dan Pariwisata berupa promosi dan pengadaan paket wisata dari Belanda ke Jawa Tengah. Dalam kunjungan berikutnya di Jerman tanggal 6 sampai 8 Oktober, peningkatan kerja sama juga akan dikembangkan dalam berbagai bidang. Kementerian Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Federal Jerman (BMZ) setuju untuk melakukan peningkatan kerjasama tersebut.

"Kemudian kami mengusulkan untuk sustainabilitas kerja sama tersebut. Termasuk dukungan untuk kongres sungai, pengelolaan limbah dan air, investasi dan perdagangan, serta energi baru terbarukan khususnya untuk Karimunjawa," jelas Ganjar.

Kerjasama di bidang ekonomi juga disepakati antara lain melalui Bank Jateng, Pemprov membahas kerjasama dengan Saving Bank Foundation for International Cooperation (SBFIC). Pembahasan difokuskan pada usaha memajukan UMKM dan membangun sistem keuangan bagi UMKM serta skema kredit.

0 Response to "Oleh-oleh Ganjar dari Eropa: Kirim Perawat hingga Datangkan Ahli Air Belanda"

Posting Komentar